Sabtu, 07 Februari 2009

The Girl Who Loved Tom Gordon

Photobucket

THE GIRL WHO LOVED TOM GORDON



SAMPUL

Kalau dibilang sampul harus melambangkan keseluruhan isi buku, maka sampul buku ini bisa dibilang tepat menggambarkan isi bukunya. Dari sampulnya terlihat seorang anak perempuan seperti sedang berlari menembus cabang dan ranting di dalam hutan. Di bagian atas dan bawah kovernya, tercetak dengan warna kuning emas, judul buku dan nama sang penulis, sang raja horror Stephen King. Dan sepertinya nama King benar2 dipakai sebagai unsur penjual disini, terlihat dari nama King yang dicetak JAUH lebih besar dari judul bukunya sendiri.

Sedikit cuplikan di bagian belakang bukunya juga sudah lebih dari cukup sebagai faktor pengundang memasukkan buku ini ke dalam kantong belanja. Trisha, nama tokoh utama kita, tersesat di tengah hutan sewaktu berjalan-jalan bersama keluarganya. Sebagai gantinya di tengah hutan ia hanya ditemani oleh radio yang menyiarkan pertandingan baseball dari tim kesayangannya, Boston Red Sox, dimana Tom Gordon bermain. Tapi sayangnya dia tidak sendirian di dalam hutan, karena ada sesuatu yang mengikutinya, sesuatu yang menunjukkan keberadaannya hanya dengan bekas cakaran di pohon dan bangkai binatang yang terkoyak.


MAIN STORY

Ceritanya sebagian besar sudah cukup dijelaskan oleh sinopsis di bagian belakang buku. Seorang gadis tersesat dan terus berjalan mencari pertolongan di dalam hutan yang lebat, menyusuri sungai hingga sampai ke rawa2, dan sebagainya. Alur cerita terasa lurus2 saja dengan usaha Trisha mencari jalan keluar dan kesulitannya bertahan hidup di hutan, tidak ada plot twist yang berbeda jauh dari dugaan pembaca. Kadang-kadang ada flashback sedikit tentang kenangan Trisha bersama keluarganya. Terkadang juga ada suara-suara dalam kepala Trisha yang terus mengatakan hal buruk dan menakut-nakutinya selama berada di dalam hutan, menambah kesan nyata dan atmosfer seram dalam cerita.

Tapi sudut pandang tidak dari Trisha saja, kadang sudut pandang diganti menjadi sudut pandang tim pencari dan keluarga Trisha, yang bingung dan harus menerima berbagai macam berita tentang keadaan Trisha. Nah, disini Stephen King menggunakan teknik yang cukup unik, biasanya dalam pergantian sudut pandang ini penulis akan menambah satu baris antara paragraf sudut pandang A dan sudut pandang B, tapi disini Stephen King tidak menggunakan baris tambahan sebagai penanda berubahnya sudut pandang. Hebatnya, walau menggunakan teknik yang tidak umum seperti itu, perubahan sudut pandang tidak terasa mengganggu dan berjalan lancar begitu saja.

Sementara itu, makhluk yang mengikuti Trisha semakin lama semakin jelas menunjukkan keberadaannya. Mulai dari jejak kaki, bangkai binatang, hingga akhirnya ia benar2 muncul di depan Trisha. Dan ia kelihatan sangat ingin mencabik lagi.

GAYA BAHASA

Cara Stephen King membuka cerita, ia mengawalinya dengan menceritakan bahwa Trisha akan segera tersesat di hutan, walau pun saat itu Trisha masih duduk menikmati sarapannya. Teknik menceritakan apa yang akan terjadi berikutnya ini juga sering digunakan oleh King dalam cerita nantinya. Selain itu King juga menuliskan dengan detail semua medan yang dilalui Trisha dalam hutan, baik itu tebing tinggi ataupun rawa2 yang memendam tubuh Trisha sampai sepinggangnya, semuanya digambarkan dengan detail tanpa membuat mata dan pikiran lelah. Sayangnya, karena aku sendiri belum pernah masuk ke dalam hutan kaya dalam cerita ini, aku kadang agak sulit membayangkan suasananya, tapi itu masalahku sendiri aja kok yang mungkin orang lain ga kerasa.

Dalam ceritanya Trisha hampir selalu sendiri, kecuali ketika terdengar suara ranting patah atau langkah kaki yang berat. Dan selama itu pula pembaca disuguhi ratapan dan kalimat kekesalan Trisha ketika tersesat di dalam hutan. Tapi isi dialog novel ini bukan hanya sekedar monolog saja. Dalam ketakutannya, Trisha membuat sebuah imajinasi Tom Gordon yang sedang berdiri menemaninya, mendampinginya sepanjang perjalanan. Bahkan terkadang memberi kalimat yang menenangkan hati Trisha.

Overall, karya King ini memang benar2 hebat. Ga akan rugi kalo diambil dari rak toko buku.

Skor: 4/ 5